Entri Populer

Selasa, 15 Februari 2011

MASIHKAH KAMU PEDULI SAMA IKLAN DI TV?

Dunia terus berubah dengan sangat cepat, kencang, semua orang bergerak. Jalanan semakin diperlebar, tapi jumlah orang yang terus bergerak juga semakin banyak. Maka, kemacetan gak bisa dihindari. Kamu perlu referensi jalan lebih banyak, agar kamu bisa gampang menemukan jalan-jalan baru kalau kemacetan menjebakmu. Begitu ada kesempatan, cari jalan tikus. Kalo mobilmu gak muat?ya tinggal balik and cari jalan lain yang muat sama ukuran mobil kamu. Efisiensi, efektifitas, hari ini menjadi kunci utama. Sesuatu gak cukup ditawarkan karena bagusnya, elegannya, fungsinya, tapi efisien dan efektif gak?elegan nggak? Ya..inilah style manusia modern. Super modern.
Gitu juga dengan dunia informasi saat ini. Semua orang jadi pinter berkat teknologi internet yang bisa didapet dengan mudah. Saya yang berasal dari kota kecil di pedesaan, Pati, kalau lagi pulang kampung, ya tetep aja bisa akses internet dengan mudah, pake modem yang saya bawa dari semarang. Saya tetep bisa akses info dengan cepat. Info apapun yang saya mau. Apalagi operator internet sekarang bersaing, berdarah-darah. Operator A matok harga 100 ribu 1 bulan dengan kuota 1 giga, operator B yang jumlah pelanggannya lebih sedikit bisa kasih harga 34 ribu perbulan dengan kuota yang sama. Sebagai customer yang cerdas, ya tentu aja pilih yang lebih murah, jika sinyalnya sama bagusnya. Gag peduli apa kata iklan operator A. Mungkin mereka masih jual mahal karena biaya iklan di tivi yang musti mereka bayar masih tinggi banget. Per spot sekian ratus juta. Jadilah mereka korban pemerasan acara tivi, padahal, hare gene iklan di tivi siapa yang mau nonton. Mending kalo iklannya kreatif dan bikin ngakak, kayak A Mild, dji sam soe, ato Sampoerna Hijau. Kalau iklan-iklan berisik yang menularkan informasi bodoh?
kalo menurut Richard Laermer, dalam buku dia “Punk Marketing” mereka para penonton yang sangat toleran sama iklan tivi itu rata2 masyarakat kelas ekonomi bawah, mereka pasrah dan maklum, paling banter mereka bilang “pengiklan ini kan yang bayarin program yang kita tonton ini, gag papa lah, dilihat” mereka lebih sabar ngadepin iklan. Beda banget sama kelas menengah ke atas. Mereka ngerasa wasting time banget liat iklan. “ngapain gue buang2 waktu ngeliat iklan, gue bisa langganan acara dan gue bisa bayar”. Jadilah mereka berpindah langganan tivi kabel dengan bebas pilih tayangan yang mereka sukai, Atau kalo mereka terpaksa nonton Tivi biasa, merepa pasti pegang remot, begitu iklan datang, kayak setan datang aja rasanya, pindah channel adalah the right way.
Yah..begitulah. ini sebenernya Cuma pelampiasan rasa agak eneg saya ngeliat tayangan beberapa stasiun tivi yang masih aja kukuh nayangin program yang gag bermutu. Sinetron2 yang gag layak lihat, hanya menawarkan muka kinclong tapi otaknya kosong, anak-anak kita yang blon tau apa-apa udah ditanamin info yang kira-kira bunyinya gini: “kalo kamu mau sukses, dengan modal muka kinclong and style trendi aja dah cukup”...pliss dunk, dan yg lebih aneh, yang sponsorin juga banyak. Bahkan perusahaan perusahaan multinasional.
Yup, dari beberapa buku yang saya baca, juga diramalkan, bahwa mereka para pengiklan yang terus-terusan jor joran beriklan di tivi, apalagi ditambah lagi iklannya gag kreatif dan nge dukung acara stupid, kayak sinetron-sinetron yang gag oke, lambat laun akan ditinggalin sama customer middle up. Padahal, yang punya uang dan spending banyak tiap bulannya kan kelompok ini. Kalo mereka terus menerus hanya bermain di kalangan bawah, padahal kelompok ini gag punya uang, apa yg bisa mereka perbuat. Jika anda menawarkan sesuatu pada orang lain, dan orang itu sangat tertarik dengan produk anda, kemudian timbul masalah “ tapi saya gag punya uang pak..saya sih ingin banget....” so, what will you say?so, pliss...ngertiin dunk, maunya customer yang jadi sasaran market, yang mereka bisa beli produk itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar